Rabu, 11 Agustus 2010

eTrading’s Market Flash

Þ US: S&P 500 Index turun 2.82%

News Highlight

Economic & Industrial News

Þ Economic: Utang Valas Swasta ke Asing 15,7 Miliar Dollar AS

Þ Economic: Pemerintah waspadai penurunan ekspor

Þ Economic: Asing di SUN Tembus Rekor

Þ Economic: Utang RI Membahayakan

Þ Economic: BI: Kegiatan Sektor Riil Membaik

Þ Economic: Indonesia-China Incar Transaksi Dagang US$ 50 Miliar

Þ Euro: Euro dan Dolar Melemah Setelah Fed Peringatkan Pemulihan

Þ Economic: Lambatnya pemulihan di AS berdampak negatif

Corporate News

Þ BMRI: Kredit valas Bank Mandiri tak terpengaruh penguatan rupiah

Þ LSIP: Penjualan CPO Turun 3,04%

Þ HITS: Bayar utang pakai kapal

Þ ANTM: Investasi Feronikel Rp5,6 Triliun

Þ MLPL: Pendapatan Berpotensi Capai Rp12 Triliun

Þ MBAI: Pemegang Saham Setujui Utang Rp 500 Miliar

Þ BUMI: Ingin Tambah 7% Saham Newmont

Þ RAJA: Sumnax dan Suntech Beli 31,9% Saham RAJA

Þ FAST: KFC minati gerai ToniJacks di Sarinah

Þ BBNI: Saham "Greenshoe" BNI Dilepas Minimum Rp2.900/lembar

Þ ITMG: Margin Indo Tambangraya Turun 24%

Þ BRPT: Jual Lagi 250 Ribu Saham Gozco

Þ MEDC: Medco Catat Kenaikan Laba Bersih 26,2 Persen

Þ UNSP: Bidik Penjualan Karet Rp 570 Miliar

Þ LPCK: 2011, Lippo Cikarang dan Delta Mas Terhubung

Þ IPO: 59% Saham Berau Dipesan Asing

Technical Picks

Þ KARK (91) – Trading Buy

Þ SMGR (8800) – Trading Buy

Þ BMRI (5900) – Sell

Þ GJTL (1380) – Sell

CLICK HERE TO VIEW FULL REPORT

Market Flash

Dow Jones: Pasar saham US mengalami pelemahan pada titik terendah dalam 3 minggu setelah saham-saham dari kawasan Tokyo, Moscow sampai London mengalami penurunan di tengah penyediaan paket stimulus yang dikeluarkan oleh Federal Reserve mengindikasikan pemulihan ekonomi tidak berjalan sesuai dengan rencana Alcoa Inc., Boeing Co. dan Caterpillar Inc turun lebih dari 3.7% yang akhirnya memimpin penurunan pada indeks Dow Jones Industrial Average. Amazon.com Inc melemah setelah selama 9 hari mengalami penguatan yang dikarenakan Alibaba.com Ltd ingin melakukan ekspansi di US. Cisco System Inc turun 2.4% sebelum merilis hasil penjualan yang di bawah estimasi. Indeks Standard & Poor's 500 (-2.8%) ke 1,089.47. Dow Jones Industrial Average (-2.5%) ke 10,378.83

Regional: Bursa saham Asia terkoreksi tajam di hari Kamis setelah melemahnya Wall Street di hari Rabu. Saham-saham Jepang merosot seiring apresiasi yen terhadap dolar AS dan euro, sementara laporan kinerja keuangan yang meleset dari prediksi memukul bursa saham Australia. Sony (-3.0%), Canon (-1.4%) dan Sharp (-2.2%). Produsen otomotif juga melemah, dengan Toyota Motor (-1.0%) dan Nissan Motor (-2.2%). Dai-ichi Life Insurance (-3.9%) setelah melaporkan penurunan laba bersih sebesar 65% yoy pada 1Q. Nikkei (-1.7%) 9135, S&P/ASX 200 (-1%) 4409, Kospi (-1.3%) 1735, STI (-0.77%) 2926.

Commodity: Minyak mentah mengalami penurunan untuk hari ketiga akibat persedian bahan bakar meningkat lebih dari yang diproyeksikan serta sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi di US dan China, negara konsumen energi terbesar dunia. Minyak mengalami penurunan tajam dalam enam minggu kemarin akibat saham-saham di US menurun setelah laporan hasil produksi China menunjukkan pertumbuhan paling sedikit dalam kurun waktu 11 bulan dan The Fed menyatakan bahwa proses pemulihan ekonomi US melambat. WTI Crude (-0.6%) $ 77.6/barrel, Gold 100 (+0.1%) USD 1,200/t oz, CPO (-1.4%) RM 2,759/MT, Nickel (-2.3%) USD 21,695/MT, Tin (-3.6%) USD 19,850/MT.

Research Team

Economic & Industrial News

Economic: Utang Valas Swasta ke Asing 15,7 Miliar Dollar AS

Sektor swasta mulai giat menggalang utang valas ke kreditur di luar negeri seiring kian menggeliatnya kegiatan ekonomi pasca-gulungan krisis tahun 2008. Hal ini tecermin dari peningkatan nilai komitmen pinjaman luar negeri swasta pada semester satu 2010. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sampai semester I 2010, akumulasi perolehan komitmen utang valas baru oleh sektor swasta sudah meningkat 92,4 persen atau senilai

15,7 miliar dollar AS.(kompas/yc)

Economic: Pemerintah waspadai penurunan ekspor

Pemerintah mewaspadai penurunan kinerja ekspor Indonesia yang disinyalir terpengaruh lambannya pemulihan ekonomi global. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menuturkan pemeritah mempertimbangkan kondisi pemulihan ekonomi global yang masih lambat. Hal tersebut akan menjadi salah satu dasar penyusunan Rencana APBN 2011.(bisnis/yc)

Economic: Asing di SUN Tembus Rekor

Porsi kepemilikan investor asing pada surat utang negara (SUN) kembali menembus rekor pada level 27,96% atau sebesar Rp178,28 triliun di antara Rp637,53 triliun seluruh efek utang pemerinah yang beredar pada perdagangan Selasa. Data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu kemarin menunjukkan kepemilikan itu kembali melampaui rekor porsi kepemilikan asing yang sebelumnya dibukukan pada level 27,93% yang tercatat pada 9 Agustus.(bisnis/yc)

Economic: Utang RI Membahayakan

Infid menilai pernyataan Bank Pembangunan Asia bahwa Indonesia tidak perlu khawatir soal beban utang luar negeri yang Rp1.625 triliun mengingat rasionya lebih kecil dari produk domestik bruto (PDB) yang Rp6.253 triliun, adalah menyesatkan. Manager Program International NGO Forum on Indonesia Development (infid) mengatakan walaupun PDB Indonesia tinggi, ternyata tidak seluruhnya milik pemerintah karena masih menyertakan kepemilikan dan kekayaan asing di Indonesia.(bisnis/yc)

Economic: BI: Kegiatan Sektor Riil Membaik

Bank Indonesia menilai perekonomian nasional di sektor riil terus membaik terlihat dengan semakin tingginya omitmen pinjaman luar negeri swasta. Kepala Biro Humas BI Difi Johansyah di Jakarta, Rabu mengatakan pinjaman luar negeri (PLN) swasta selama semester I-2010, akumulasi komitmen baru telah melampaui level periode sebelum krisis Akumulasi perolehan komitmen baru selama semester I-2010 sebesar 15,7 miliar dolar AS, naik 92,4 persen dibandingkan periode yang sama 2009 sebesar 8,2 miliar dolar AS. "Peningkatan tersebut mencerminkan kegiatan sektor riil yang semakin membaik," kata Difi. Prospek perekonomian Indonesia yang positif, lanjutnya juga turut mempengaruhi kepercayaan asing untuk berinvestasi di dalam negeri. Selain itu, peningkatan komitmen baru yang relatif tinggi dibandingkan 2009 terutama disebabkan terjadinya kontraksi selama semester I-2009 akibat krisis subprime mortgage. "Kini, perolehan komitmen baru 2010 telah melebihi periode yang sama 2008 sebesar 14,8 miliar dolar AS - sebelum krisis subprime mortgage berdampak signifikan pada perekonomian nasional," katanya. Menurut Difi, sektor ekonomi yang memiliki prospek cukup baik antara lain sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini terlihat dari akumulasi perolehan komitmen baru selama semester I-2010 untuk kedua sektor tersebut yang meningkat masing-masing 404,6 persen dan 121,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009.(Antara/AA).

Economic: Indonesia-China Incar Transaksi Dagang US$ 50 Miliar

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing akan membentuk Indonesia-Shenzhen Economic Forum. Forum ini diharapkan akan secara langsung menghasilkan transaksi dagang dan investasi dan membantu merealisir target perdagangan kedua negara sebesar US$ 50 miliar. Menurut Duta Besar RI untuk China Imron Cotan, pembentukan forum ini merupakan salah satu langkah kongkrit untuk mempromosikan potensi dan kerjasama perdagangan, investasi dan pariwisata Indonesia di China. (Detik/nlt)

Euro: Euro dan Dolar Melemah Setelah Fed Peringatkan Pemulihan

Euro dan dolar Amerika Serikat berada di bawah tekanan berat pada Rabu waktu setempat, jatuh tajam terhadap yen yang sedang meningkat setelah Federal Reserve memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi Amerika melambat. Para dealer mengatakan, keputusan Fed untuk memperluas program stimulus besar-besaran yang sepertinya langkah jelas untuk mendorong pemulihan tetapi hanya menambah kekhawatiran ekonomi berada dalam kesulitan setelah data berjalan lemah, terutama laporan pekerjaan minggu lalu. Angka menunjukkan defisit perdagangan yang lebih luas dari perkiraan pada Juni karena konsumen membeli lebih banyak barang impor, ketimbang produk buatan AS, juga menyoroti ketidakseimbangan global yang terus bekerja terhadap ekonomi AS. Impor mengurangi pertumbuhan ekonomi dan beberapa analis memperingatkan bahwa pertumbuhan kuartal kedua AS, menempatkan sebesar 2,4 persen sekarang bisa direvisi, mungkin sangat tajam. Pada kuartal pertama, ekonomi AS berkembang 3,7 persen.(Antara/AA)

Economic: Lambatnya pemulihan di AS berdampak negatif

Bank Indonesia (BI) mengkawatirkan pemulihan perekonomian Amerika Serikat yang berjalan lambat akan berdampak negatif terhadap pasar regional. Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono mengatakan lambatnya pemulihan ekonomi AS berpengaruh menurunkan harga saham di negara tersebut juga pasar saham regional, termasuk Indonesia.(bisnis/yc)

Corporate news

BMRI: Kredit valas Bank Mandiri tak terpengaruh penguatan rupiah

Kredit valuta asing PT Bank Mandiri Tbk tak terpengaruh dengan penguatan nilai tukar rupiah, sehingga target kredit berdenominasi itu masih sesuai dengan target semula. Namun, target kredit valuta asing Bank Mandiri masih lebih rendah dibandingkan dengan industri perbankan. Direktur Trasury, Institusional Banking & Asset Management Bank Mandiri Thomas Arifin menyampaikan target kredit valuta asing perseroan pada tahun ini tetap berada di level 15%, seperti target awal tahun.(bisnis/yc)

LSIP: Penjualan CPO Turun 3,04%

PT PP London Sumatera Tbk (LSIP) mencatat penurunan 3,04% atas penjualan minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO) di semester-I 2010 dari 164.265 ton menjadi 159.257 ton. Penurunan penjualan disebabkan oleh volume produksi yang berkurang hingga 3,98%. Voume penjualan CPO hingga Juni 2010 mencapai 159.257 ton, dimana 89.992 ton dihasilkan di triwulan-II, sisanya 69.265 ton di triwulan-I lalu. Dimana produksi olahan sawit ini jadi 159.247 ton dari 165.862 ton. Sekitar 75% penjualan CPO atau 119.442 ton dikirim ke induk usaha perseroan yakni PT SIMP. Porsi ini meningkat, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 43% (70.633 ton). Semantara itu, volume penjualan inti sawit juga turun 6,8% menjadi 38.861 ton, dari posisi tahun lalu 41.692 ton. Volume penjualan karet turun 13,1% menjadi 9.725 ton, dibanding raihan tahun sebelumnya 11.189 ton. (Detik/nlt)

HITS: Bayar utang pakai kapal

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS),tampaknya, sudah kehabisan akal untuk melunasi tunggakan sewa kapal yang harus dibayar pada tahun ini. Maklum, sepanjang semester I lalu, HITS tak mampu mendulang dana segar. Bahkan, mereka menanggung kerugian Rp 8,33 miliar. Alhasil, Presiden Direktur HITS Bagoes Krisnamoerti bilang, HITS kemungkinan besar akan menjual beberapa kapal untuk menutupi tunggakan sewa. Opsi itu diambil, apabila uang kas yang dimiliki HITS saat ini tetap tidak menutup tunggakan sewa tersebut. (Kontan/nlt)

ANTM: Investasi Feronikel Rp5,6 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyiapkan investasi tahap awal proyek pengolahan nikel menjadi feronikel di Halmahera, Maluku Utara sebesar US$600 juta atau sekitar Rp5,6 triliun. Total invesatsi proyek tersebut sekitar US$1,2 miliar atau setara Rp11,16 triliun. ANTM belum memutuskan siapa calon mitra yang bakal digandeng untuk pengembangan smelter feronikel tersebut. (Investor/nlt)

MLPL: Pendapatan Berpotensi Capai Rp12 Triliun

PT Multipolar Tbk (MLPL) memproyeksikan pandapatannyapada 2011 tumbuh pesat menjadi Rp12 triliun, seiring penyelesaian akuisisi Congrex Limited pemilik 4 departement store dengan merek dagang "Robbinz" di Tingkok. MLPL melalui anak usahanya, Mainvest Limited telah menandatangani perjanjian jual beli (SPA) dengan Queenz Limited terkait penjualan 100% kepemilikan Queenz di Congrex Limited pada 7 Agustus 2010. (Inevstor/nlt)

MBAI: Pemegang Saham Setujui Utang Rp 500 Miliar

Pemegang sahamPT Multibreeder Adirama Tbk (MBAI) memberikan persetujuan kepada direksi untuk mendapatkan pinjaman Rp 500 miliar, dengan memberikan jaminan atas 50% dari kekayaan bersih perseroan. Pemegang saham juga menyetujui tindakan hukum yang akan diambil direksi Multibreeder terkait dengan perjanjian jaminan yang akan diteken. (Investor/nlt)

BUMI: Ingin Tambah 7% Saham Newmont

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui anak usahanya, PT Multi Daerah Bersaing (MDB), berminat menambah 7% kepemilikan saham di PT Newont Nusa Tenggara (NNT) dari 24% menjadi 31%. Perseroan masih mengikuti proses divestasi NNT periode 2010 sejalan dengan ketentuan pemerintah. (Investor/nlt)

RAJA: Sumnax dan Suntech Beli 31,9% Saham RAJA

Sumax Enterprise Ltd dan Suntech Group Holding Ltd membeli 31,92% saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Kedua perusaaan itu membeli 216,92 juta saham perseroan. Sunmax Enterprise membeli 169,35 juta (24,92%) saham RAJA di pasar negosiasi pada 15 Juli 2010. Suntech Group Holding membeli 47,56 juta saham atau sekitar 7%. (Investor/nlt)

FAST: KFC minati gerai ToniJacks di Sarinah

PT Fastfood Indonesia Tbk, master franchise KFC, mengaku tertarik dengan gerai ToniJack's di Sarinah yang sudah sepekan ini tak menggelindingkan bisnisnya. Tak hanya di Sarinah, gerai di Blok M pun juga tutup. Tak ingin ketinggalan persaingan, Fastfood akan membuka total 32 gerai baru hingga akhir tahun. Tahun 2009, Fastfood baru memiliki 398 gerai. Sepanjang semester I-2009 Fastfood mengumpulkan pendapatan Rp 1,4 triliun, atau naik 28,5%. Hingga akhir tahun Fabian mematok target pendapatan Rp 3 triliun, atau tumbuh 20% dari Rp 2,5 triliun tahun lalu. (Kontan/nlt)

BBNI: Saham "Greenshoe" BNI Dilepas Minimum Rp2.900/lembar

Pemerintah memastikan penjualan saham "greenshoe" (saham tambahan) PT BNI Tbk akan dilakukan pada Kamis (12/8) dengan harga minimum Rp2.900 per lembar. "Kami beri diskon, dengan harga minimum Rp2.900 per lembar," kata Direktur Utama Bahana Securities, Eko Yuliantoro, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu. Menurut Eko, harga saham Bank BNI di Bursa Efek Indonesia pada penutupan pasar (Rabu, 11/8), sebesar

Rp3.100 per lembar. Dengan begitu, terdapat diskon sebesar Rp200 per lembar atau sebesar 6,89 persen. Ia menjelaskan, saham tersebut dilepas di lantai bursa kepada investor asing maupun lokal. Selain Bahana, penasehat keuangan dari pelepasan saham "greenshoe" tersebut yaitu Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas, Macquaries. Greenshoe adalah penambahan jumlah penawaran saham oleh penjamin emisi IPO BNI yang bertujuan mengurangi volatilitas (gejolak) harga saham setelah pencatatan di bursa. Pemerintah diketahui mengantongi saham "greenshoe" BNI sebesar 3,1 persen atau setara dengan jumlah saham mencapai 473,84 juta lembar. (Antara/AA)

ITMG: Margin Indo Tambangraya Turun 24%

Perusahaan tambang batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk mengumumkan penurunan laba bersih 15,49% pada 1H10 dibandingkan dengan capaian tahun lalu karena tingginya biaya produksi dan beban pokok penjualan. Perusahaan melaporkan laba bersih sebesar US$ 134,12 juta atau US$ 0,12 per saham. Margin usaha perusahaan turun 23,8% dari 31,62% pada 1H09 menjadi 24,29% pada 1H10. (bisnis/uth)

BRPT: Jual Lagi 250 Ribu Saham Gozco

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjual lagi 250 ribu (0,01%) saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) pada harga Rp395 per saham pada Senin (9/8). Total nilai transaksinya Rp98,75 juta. Perseroan tidak menyebutkan kepada siapa dan untuk tujuan apa menjual sahmnya. (Investor/nlt)

MEDC: Medco Catat Kenaikan Laba Bersih 26,2 Persen

PT Medco Energi International Tbk (MEDC) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 26,2 persen menjadi 12,1 juta dolar AS pada semester I-2010 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,6 juta dolar AS. Direktur Keuangan Medco, D. Cyril Noerhadi dalam keterbukaan informasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh menguatnya harga minyak dunia serta dilaksanakannya pasokan gas perseroan di Indonesia berdasarkan perjanjian jual beli gas (PJBG). Kontributor utama dari tingginya penjualan dan pendapatan usaha perseroan di semester pertama 2010, ia menyebutkan, tingginya harga rata-rata minyak dan gas yang terealisasi serta volume rata-rata penjualan minyak dan gas, sehingga penjualan minyak dan gas bersih perseroan naik menjadi 258,6 juta dolar AS dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp227,2 juta dolar AS. "Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata minyak dan gas serta peningkatan volumenya dengan harga rata-rata minyak mencapai 80,48 dolar AS per barel dan gas sebesar 3,56 dolar AS per mmbtu," paparnya. Sementara, volume penjualan perseroan mencapai 55,49 juta barel per hari (MBOEPD), atau meningkat 3,6 persen dibanding periode yang sama di 2009. Ia menambahkan, dari aktivitas usaha di periode tersebut, perseroan memperoleh kas bersih sebesar 6,9 juta dolar AS, dan dari aktivitas investasi sebanyak 50,8 juta dolar AS, sedangkan dari aktivitas pendanaan perseroan mendapatkan 60 juta dolar AS (Antara/AA)

UNSP: Bidik Penjualan Karet Rp 570 Miliar

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk membidik penjualan karet tahun ini tumbuh minimal 10% menjadi Rp 570,02 miliar, dibandingkan dengan penjualan tahun lalu Rp 479,3 miliar. Optimisme tersebut didukung oleh volume penjualan karet per 1H10 yang mencapai Rp 423 miliar, atau melesat 83,91% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu Rp 230 miliar. (bisnis/uth)

LPCK: 2011, Lippo Cikarang dan Delta Mas Terhubung

Kawasan perumahan Lippo Cikarang dan Delta Mas akan terhubung pada Juni 2011. Jalan tembus yang menghubungkan dua kawasan tersebut saat ini dalam tahap pengerjaan. Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) Ceow Chong Loh menambahkan, pengerjaan jalan tembus yang menghubungkan Lippo Cikarang dan kawasan industri MM 2100 juga sudah dilakukan. (investor/uth)

IPO: 59% Saham Berau Dipesan Asing

Pelepasan saham perdana (IPO) PT Berau Coal Energy Tbk diminati pemodal internasional, dengan nilai pemesanan asing mencapai Rp 800 miliar atau 58,82% dari total nilai emisi Rp 1,36 triliun. Executive Vice President Investment Banking PT Danatama Makmur Vicky Gandasaputra mengatakan besarnya minat investor institusi tersebut disebabkan oleh profil bisnis perseroan yang kuat sebagai produsen batu bara terbesar kelima nasional. (bisnis/uth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar