Selasa, 10 Agustus 2010

Potensi Koreksi, Cermati Lapis Dua

INILAH.pada Rabu (11/8) diperkirakan akan melemah dalam kisaran terbatas. Investor masih bisa mencermati saham-saham di lapis dua.

Analis Vierjamal dari Vierson & Daughter Capital Advisers mengatakan, indeks hari ini masih berpeluang melanjutkan pelemahan. Namun koreksi ini akan terbatas. “Mengingat pelaku pasar masih menunggu pemicu penurunan bursa yang cukup besar,” katanya kepada INILAH.COM.

Dengan minimnya sentimen negatif, maka pasar saat ini tinggal menunggu investor besar melepas sahamnya dalam porsi banyak. Namun, hal ini kecil kemungkinannya. Pasalnya, pasar berekspektasi adanya perbaikan rating Indonesia akhir tahun ini menjadi Investment Grade. “Mungin ada koreksi, tapi tidak terlalu besar. Salah satunya karena sepanjang puasa dan menjelang lebaran, market mulai sepi,” paparnya.

Lebih jauh Vier menyayangkan kondisi bursa yang saat ini tidak disertai fasilitas short selling. Ia menilai, dengan fasilitas tersebut, saham unggulan yang naik cukup tinggi, bisa ‘di-create’, agar ada sentimen yang memicu pelemahan indeks. “Tidak seperti sekarang, dimana saham blue chips cenderung stagnan di level tinggi. Investor justru semakin giat melakukan aksi beli,”katanya.

Dengan fasilitas short selling, imbuhnya, investor bisa melakukan penjualan terlebih dulu, sehingga harga saham termasuk blue chips turun. Setelah itu, saham dibeli lagi di harga rendah. “Itu untungnya ada fasilitas short selling,” tandasnya.

Vier pun memprediksikan, kondisi bursa hari ini tidak akan berbeda jauh dengan perdagangan kemarin. Di tengah kondisi ini, Ia menyarankan saham lapis dua untuk trading.

Salah satunya adalah PT Medco Energy(MEDC). Emiten ini menarik karena akan dijual ke Pertamina sebesar 51% di harga Rp5.200. "Meski belum diketahui, saham milik siapa yang dijual," ujarnya.

Saham lapis dua lain pilihannya adalah PT Bank Saudara (SDRA). Hal ini terkait rencana akuisisi oleh salah satu bank Singapura sebesar 30%, dengan placement di Rp520. Saat ini sudah konfirmasi akuisisi ini dalam kondisi due diligent, yang berarti 75% sudah siap.

Mekanismenya, SDRA diakuisisi 10% untuk tahap awal. Hal ini akan dilakukan setelah MSOP SDRA selesai. Setelah itu, SDRA akan rights issue dengan standby buyer bank asing tersebut. Jadi total mencapai 30%. “Adanya aksi ini akan melambungkan harga SDRA ke Rp650-700,” ujarnya.

Vier menambahkan, kalau koreksi bursa yang besar masih berlanjut, investor bisa mencermati saham PT Bank Mandiri (BMRI), PTBank Negara Indonesia (BNII)dan PT Astra International (ASII). Namun, koreksi tajam tampaknya sulit terealisasi, mengingat saat ini pasar dalam posisi hold. “Jadi tidak ada yang melepas sahamnya,” pungkasnya.

Pada perdagangan Selasa (10/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 25,437 poin (0,83%) ke level 3057,161. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup sepi, dimana volume transaksi trercatat sebesar 3,166 miliar lembar saham, senilai Rp2,968 triliun dan frekuensi 74.008 kali.

Sebanyak 59 saham naik, 132 saham turun dan 77 saham stagnan. Kendati melemah, asing masih mencatatkan transaksi beli, dimana nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) mencapai Rp54 miliar. Dengan rincian nilai transaksi beli sebesar Rp926 miliar dan nilai transaksi jual mencapai Rp872 miliar. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar