Minggu, 11 Juli 2010

IHSG Mampu Menguat, Tapi Tetap Waspada Koreksi

Jakarta - IHSG pada perdagangan pekan lalu dibuka bergerak fluktuatif, hingga ditutup menguat dalam tiga hari setelah dikeluarkannya pernyataan IMF mengenai revisi pertumbuhan ekonomi dunia yang menjadi lebih baik serta penurunan klaim pengangguran di Amerika pada minggu pertama bulan Juli yang turun melebihi prediksi pasar.

"Kedua sentimen tersebut mendorong bursa dunia dan asia untuk menguat selama 3 hari berturut-turut, bahkan Indeks Dow Jones tercatat mengalami pekan terbaiknya sejak tahun 2009 akibat kenaikan sebesar 5,3% dalam sepekan," jelas Muhammad Fikri, analis dari BNI dalam reviewnya, Senin (12/7/2010).

Sentimen positif tersebut, lanjut dia, juga mendorong IHSG minggu lalu ditutup pada teritori positif di 2943 dengan kenaikan selama sepekan sebesar 2,29%.

Seperti diberitakan, pada tanggal 8 juli 2010, IMF dalam laporannya menaikkan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 4,6% dari 4,2% yang merupakan lompatan tertingggi sejak 2007. Dalam laporannya, IMF memprediksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2010 akan meningkat sebagai cermin dari meningkatnya aktivitas ekonomi selama semester pertama 2010, dimana pertumbuhan yang paling besar disumbangkan oleh Asia.

Menurut IMF, pada dasarnya Ekonomi Asia sangat tergantung terhadap permintaan luar negeri dan beberapa Negara Asia memiliki eksposur ekspor terhadap Eropa dan Amerika yang hampir sama besarnya, walaupun demikian, terbatasnya permintaan luar negeri selama ini mampu ditutupi oleh besarnya permintaan dalam negari dari China, India dan Indonesia sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

"Secara umum, IMF berpendapat bahwa indikator aktifitas ekonomi dunia khususnya bulan april sangat baik dan mampu stabil pada level yang tinggi di bulan Mei," jelas Fikri.

Beberapa indikator tersebut antara lain, produksi dan transaksi industri yang tumbuh double digit, terus tumbuhnya sektor swasta dan indeks kepercayaan konsumen serta pertumbuhan lapangan kerja yang terkontrol di beberapa Negara besar.

Disamping itu pada saat yang bersamaan Amerika juga mengumumkan penurunan terhadap klaim pengangguran sebesar 21.000 pada mingggu pertama bulan juli, realisasi tersebut melebihi prediksi pasar dan diprediksi mampu mendorong penurunan angka pengangguran di Amerika di bulan juli. Seperti diketahui, angka pengangguran di Amerika pada bulan Juni berada pada angka 9.5% atau merupakan angka terendah sejak juli 2009.

"Kuatnya sentimen positif dari IMF dan Amerika tersebut tidak hanya mampu mendorong penguatan bursa saham diseluruh belahan dunia, tapi juga mampu mendorong menguatnya harga minyak mentah dunia menjadi US$ 76,09 per barel pada penutupan pekan lalu atau menguat sebesar 5,48% dalam sepekan," urai Fikri.

Sedangkan dari dalam negeri, tambah dia, banyaknya emiten yang melakukan transaksi perdanannya dibursa saham Indonesia seperti BJBR (Bank Jabar), SKYB (PT Skybee Tbk), dan GOLD (Golden Retailindo Tbk) menjadi sentimen positif tersendiri yang mampu manggairahkan perdagangan di bursa Indonesia.

"Minggu depan para investor di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya diprediksi masih akan terdorong untuk melakukan pembelian mengingat ekspektasi mereka terhadap meningkatnya kinerja para emiten di kuartal kedua tahun 2010," ujarnya.

Disamping itu secara khusus, laporan IMF yang memberikan poin positif tersendiri terhadap ekonomi Indonesia dipercaya akan mendorong investor asing masuk ke bursa, hal tersebut sudah terlihat sejak minggu lalu dimana asing memborong saham senilai Rp. 1,1 triliun dalam tiga hari.

"Untuk itu penguatan IHSG yang terjadi sejak minggu lalu diprediksi masih akan berlanjut minggu depan," imbuh Fikri.

Namun demikian, ia mengingatkan para investor perlu waspada mengingat pasar di Amerika pada hari minggu memprediksikan bahwa angka penjualan ritel pada bulan juni akan turun sebesar 0,3% dan pricingnya terhadap bursa baru akan terlihat pada perdagangan minggu depan di Dow Jones.

http://www.detikfinance.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar