Senin, 19 Juli 2010

Testimoni The Fed, Bisa Dongkrak Rupiah

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (20/7) diprediksikan menguat. Pasar profit taking atas dolar AS menjelang testimoni Bernanke, Rabu (21/7) besok.

Albertus Christian K, periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini dipicu oleh penantian pasar atas testimoni Gubernur The Fed, Ben Bernanke. Menurutnya, pasar akan melakukan penjualan atas dolar AS sehingga nilai tukarnya tertekan.

Pada saat yang sama, mata uang RI akan menguat. “Rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.015-9.110,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (19/7).

Diperkirakan, testimoni itu berisi data-data ekonomi AS empat bulan pertama 2010 yang cukup suram di bawah ekspektasi. Karena itu, anggota dewan gubernur The Fed, cenderung mengeluarkan kebijakan yang masih mempertahankan tingkat suku bunga di level rendah 0-0,25%. “Hal ini yang memicu penguatan rupiah,” tandasnya.

GDP (Gross Domestic Product) hingga 16 Juli 2010 (year to date) mencapai 2,70% dan inflasi di angka 1,11%. “Jika testimoni Bernanke ternyata negatif, angka-angka tersebut akan direvisi turun sehingga The Fed Fund Rate bertahan di level rendah,” timpalnya.

Tapi, lebih jauh Albertus mengatakan, pasar melihat perkembangan deflasi di AS. Jika yang terjadi deflasi, skenario ke depannya akan berbeda yakni penguatan dolar AS. Sebab, salah satu cara untuk menekan deflasi, otoritas moneter AS akan menaikan nilai tukar mata uangnya. “Karena itu, dolar AS menguat dan rupiah tertekan,” ucapnya.

The Fed akan melakukan intervensi di pasar sehingga mata uangnya naik. Karena itu, saat ini pun sebenarnya situasi pasar belum menentu. “Tapi, untuk Selasa ini, kecenderungan rupiah tetap pada penguatan,” pungkas Albertus.

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (19/7) ditutup melemah 15 poin (0,16%) jadi 9.058/9.068 per dolar AS. [jin/hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar